Jumat, 23 September 2016

Walikota Banda Aceh Dari Masa ke Masa

Senin, 05 Agustus 2013

Pemko Berikan Bonus kepada para Juara MTQ


Banda Aceh-Pemerintah Kota Banda Aceh memberikan bonus kepada 22 anggota kafilah Kota Banda Aceh yang telah berhasil meraih juara pada Musababaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) XXXI Aceh di Subulusalam beberapa waktu lalu.


Penyerahaan bonus bagi anggota khafilah tersebut langsung diberikan oleh Wakil Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE pada acara buka puasa bersama di kediamannya Gampong Lamdingin, Jumat (2/8).
Usai menyerahkan bonus tersebut dalam sambutannya, Illiza, berharap kepada para qari dan qariah tersebut agar dapat memanfaatkan dana itu dengan sebaik-baiknya.
Selain itu ia meminta, kedepan masyarakat kota Banda Aceh agar cinta Al-Qur'an, sehingga apa yang menjadi cita-cita dalam mewujudkan Banda Aceh sebagai kota madani benar- benar terwujud.
Dikatakannya, prestasi untuk menjadi juara di perlombaan MTQ penting, tetapi yang lebih penting lagi bagaimana kita menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membaca dan mencintai Al-Qur'an. 
Menurutnya pentingnya menumbuhkan kesadaraan masyarakat dalam menumbuhkan semangat dalam membaca Al-Qur'an, karena kitab suci tersebut merupakan modal dasar bagi umat muslim dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
Illiza yang didampingi Kepala bagian keistimewaan Setdako Banda Aceh, Zahrol Fajri lebih lanjut mengatakan, Pemko akan terus mempersiapkan qari dan qariah, sehingga mereka bisa memperoleh prestasi dalam setiap perlombaan.
Kabag Keistimewaan Setda Kota Banda Aceh, Zahrol Fajri mengatakan prestasi didapatkan kafilah Kota Banda Aceh untuk juara 1 sebanyak 2 orang, juara 2 sebanyak 6 orang, juara 3 sebanyak 3 orang, harapan 1 sebanyak 2 orang, harapan 2 sebanyak 3 orang dan harapan 3 sebanyak 6 orang.
Dikatakannya, untuk juara satu diberikan bonus sebesar Rp.25 juta, Juara kedua Rp.15 juta, juara tiga Rp. 10 juta, harapan satu Rp. 5 juta, harapan dua Rp. 4 juta, dan harapan ketiga Rp. 3 juta. (*)

Rabu, 17 April 2013

Mawardy Mengharapkan agar Warga Menjaga dan Memelihara Adat


Banda Aceh-Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin mengharapkan agar warga kota bisa menjaga dan memelihara adat yang sudah ada. Hal tersebut dikemukakan Mawardy saat membuka lomba zikir Aceh Selasa (16/4) malam di lapangan bolakaki Gampong Lambaro Skep. 
Dikatakannya, adat juga bisa membuat kita disiplin. Dan mempertahankan adat dengan baik salah satunya dengan menggelar berbagai acara tahunan seperti lomba zikir dan lainnya. 
"Kegiatan ini bukan persoalan hadiahnya, tapi bagaimana kita bisa menghidupkan adat," kata Mawardy seraya menambahkan bahwa adat dapat menjadi daya tarik orang yang berkunjung ke Aceh. 
Ditambahkannya, adat budaya yang ada harus tetap dipelahara dan diletarikan agar siapapun yang datang bisa melihatnya. 
Mawardy mencontohkan pada tahun 2011banyak yang datang ke Banda Aceh, mereka membeli makanan, dendenng, souvenir, warung-warung penuh dan banyak uang yang beredar. 
Walikota menambahkan, Kota Banda Aceh diharapkan dapat menjadi model kota madani dengan melaksnakan syariat islam secara kaffah disamping juga persoalan lain seperti kesehatan, pendidikan dan  lapangan kerja. 

Pemko Gelar Tabligh Akbar Bersama Hj. irena Handono


Pemerintah Kota Banda Aceh Selasa (16/4) bertempat di aula balaikota Banda Aceh menggelar tabligh akbar dengan menghadirkan seorang mantan biarawati gereja Hj. Irena Handono sebagai penceramah. Kegiatan ini diikuti para siswa SMU, para guru, tokoh masyarakat dan tokoh perempuan.  
Wakil Wali Kota Banda Aceh Hj. Illiza Sa'aduddin Djamal, SE dalam sambutannya pada tabligh akbar yang mengusung tema mewaspadai pendangkalan aqidah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat ini mengatakan pendangkalan aqidah yang terjadi sekarang ini lebih dahsyat dan sangat sulit dikontrol, karena upaya tersebut justru dilakukan oleh kalangan intelektual dari umat muslim itu sendiri.
"Pendangkalan aqidah saat ini terjadi tidak hanya berasal dari luar tetapi dari dalam islam bahkan dari kalangan intelektual, ini sangat sulit dideteksi," ujarnya.
Selain persoalan itu ia juga melihat masih kurangnya kepedulian dari sesama islam.
"Jumlah orang baik dibanding orang jahat jauh lebih banyak, namun masalahnya orang baik tersebut justru tidak peduli terhadap persoalan agamanya," katanya.
Iliza berharap dengan dihadirkanya Hj. Irena pada tabligh akbar itu akan tergerak hati warga kota untuk menegakkan kalimat Allah.
Hj. Irena Handono yang mantan biarawati dan menjadi muslim setelah dewasa mengatakan kota banda aceh saat ini berkembang sangat pesat dibanding ketika ia pertama kali ke Banda aceh pasca tsunami lalu.
Kekhawatiran yang sempat diam dihatinya terbukti terjadi di Kota Banda Aceh. Pengaruh pengaruh NGO asing, kristenisasi marak terjadi di Aceh.
"Dan ironisnya kita masih terlena dan tidak mau tahu," katanya.
Ia menilai saat ini kualitas iman masyarakat muslim sangat lemah dan berpotensi untuk dipengaruhi oleh ajaran lain. Untuk itu ia mengajak seluruh muslim untuk membuka kembali al quran dan menjalankan segala Allah.
Ia menilik surat dalam al quran surah at tahrim 6 yang artinya "jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka".
Dengan pemahaman itu Diminta warga kota jangan terlena dan tertipu terhadap aneka program gratisan dan ajakan syaithan.
Kepada seluruh peserta Irena mengajak umat muslim untuk segera "Iqra" yang berarti bukan hanya membaca tapi memahami dan diamalkan. (*)

Staf Khusus SBY Apresiasi Perhatian Pemko Terhadap Penyandang Cacat


Banda Aceh- Asisten Staf khusus Presiden, Fajar Ilham S Sos, dihari pertamanya melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh langsung menemui sejumlah warga kota yang menerima bantuan dari program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota.
Usai melakukan pertemuan dengan Wakil Walikota Hj Illiza Sa'aduddin Djamal, Senin (15/4) Fajar Ilham turun ke Peuniti dan Lampaseh untuk menemui dan mewawancarai langsung beberapa warga. Fajar Ilham, yang didampingi sejumlah Kepala SKPD jajaran Pemko turun ke Peuniti menjumpai Ibu Nurhasanah yang memiliki dua anak cacat, yakni Miftahul jannah dan Zul.
Bantuan sosial ODKB (orang dengan kecacatan berat) dari program Kementerian Sosial melalui Dinsosnaker Kota telah diberikan kepada Miftahul Jannah sebanyak 300 ribu/bulan selam tiga tahun. Sementara untuk Zul juga telah diberikan bantuan serupa dan telah diberikan selama tiga tahun.
Selain itu, Fajar juga mengunjungi Izzatul Aina yang juga mendapatkan bantuan dari PKSADK (program kesejahteraan sosial anak dengan kecacatan) sebanyak 300 ribu/bulan dan telah disalurkan oleh Dinsos Kota Banda Aceh dari tiga tahun yang lalu.
"Ini merupakan program yang sangat baik, ternyata perhatian Pemerintah Kota untuk penyandang cacat telah berjalan dari beberapa tahun yang lalu, tolong dipertahankan dan ditingkatkan" pinta staf khusus SBY ini.
Terkait dengan pendistribusian raskin, staff khusus SBY ini sempat mengunjungi dan mewawancarai beberapa warga di lampaseh. Menurutnya, sistem pendistribusian sudah bagus, hanya saja Fajar Ilham meminta jumlah beras yang didistribusikan harus seuai dengan data yang ada dari pusat.
Sebelumnya, Fajar dan rombongan juga menyempatkan diri meninjau gudang Bulog yang ada di Lambaro dan menyayangkan kualitas beras yang ada di gudang tersebut karena tidak terlalu baik, namun masih cukup layak untuk dikonsumsi. Fajar meminta kepada pihak Bulog agar dapat meningkatkan kualitas beras sehingga sehat dikonsumsi oleh warga penerima raskin.
Sementara, hari Selasa (16/4) Fajar mengunjungi Puskesmas Kopelma Darussalam untuk melihat pelayanan kesehatan terhadap pasien Jamkesmas, kemudian memantau proses pelayanan cuci darah di RSUZA serta melihat kondisi fasilitas rawat inap kelas III di RSUD Meuraxa.
"Pelayanan terhadap pasien Jamkesmas dan JKA kita lihat sudah sesuai dengan harapan karena pelayanannya yang diberikan sama dengan yang didapat pasien umum lainnya, dan pasien pun saat kita wawancarai mengaku sangat terbantu dengan program kesehatan ini" ujar Ilham. (*)

Menghadapi Pileg, Mawardi Minta Keuchik Beri Pengertian Kepada Masyarakat


Banda Aceh-Walikota Banda Aceh Ir Mawardy Nurdin M.EngSc meminta agar dalam menghadapi pemilu legislatif para keuchik (kepala desa) dapat memberi pengertian kepada masyarakat agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. 
"Apapun bendera dan partainya, bersainglah dengan sehat, kita berharap Aceh dan Banda Aceh dapat melewati pileg dengan damai. Semua calon harus siap menang dan juga siap kalah," kata Mawardy dalam sambutannya pada acara pembukaan pelatihan aparatur pemerintahan desa di bidang manajemen pemerintahan desa di aula Pemko Banda Aceh, Selasa (16/4).
Mawardy mendapat informasi tahun ini ada 30 orang keuchik yang maju sebagai calon legislatif, bahkan ada yang baru saja terpilih sebagai keuchik.  
Sebelumnya di hadapan para peserta, Walikota mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan dipandang penting bagi aparat gampong agar dapat melakukan pengelolaan gampong yang baik. Dikatakannya, jika tata pengelolaan pemerintahan belum baik, kita dianggap belum berhasil. 
Mawardy juga mengharapkan agar program-program yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat gampong dapat bermanfaat bagi masyarakat. 
Mencermati begitu beratnya tugas dan tanggungjawab keuchik, katanya, maka dengan Pelatihan manajemen aparatur Gampong di lingkup Pemko Banda Acehpara Geuchik dan Aparatur Gampong antara lain diharapkan adanya peningkatan kwalitas SDM dalam mengelola administrasi Gampong, terlaksananya Administrasi dan Keuangan Gampong secara baik dan benar, terlaksananya Pengelolaan dana Gampong dengan baik dan benar yang pada akhirnya Aparat Gampong mampu menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Gampong sesuai kebutuhan.
Walikota menilai penyelenggaraan kegiatan seperti ini mempunyai muatan strategis, karena secara langsung hasil dari pelatihan berdampak langsung terhadap  proses penyusunan anggaran Pemerintahan Gampong.
Walikota berharap semoga ilmu yang di dapatkan dari narasumber mampu dijabarkan secara kongkrit pada pelaksanaan aktifitas pemerintahan Gampong. (*)  

Asisten Staf Khusus SBY Kunker ke Banda Aceh


Banda Aceh- Asisten Staf Khusus Presiden Republik Indonesia bidang komunikasi sosial, Fajar Ilham S Sos bersama dengan stafnya Sahat Yogiantoro melakukan kunjungan kerja ke Kota Banda Aceh.
Kedatangan Staf Khusus SBY ini di terima oleh Wakil Walikota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE dan didampingi Sekdakota Drs T Saifuddin TA M Si, para Asisten serta sejumlah sejumlah Kepala SKPD jarajan Pemko, Senin (15/4) di ruang rapat Walikota, Gedung A Komplek Balaikota Banda Aceh.
Ketika dimintai keterangan kedatangannya, Fajar Ilham mengatakan maksud kedatangan dirinya ke Banda Aceh adalah untuk melakukan peninjauan sejauh mana realisasi sejumlah program pemerintah di Kota Banda Aceh.
“Kita datang kesini untuk melakukan peninjauan realisasi pembangunan poros jalan Banda Aceh-Meulaboh, pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Kesehatan Aceh, pendidikan gratis SD/SMA, KUR, PNPM Mandiri, Raskin dan berbagai pembangunan infrastruktur di kota Banda Aceh” Jelas Ilham.
Katanya lagi, untuk melakukan peninjauan terhadap sejumlah bidang pembangunan tersebut, Ia dan stafnya akan berada di Banda Aceh selama Enam hari, yakni dari tanggal 15 sampai dengan 20 April.
Sementara itu, Wakil Walikota yang menerima kedatangan Fajar Ilham sempat memaparkan sejumlah program pembangunan di Banda Aceh dengan rinci dan jelas, terutama terkait dengan program akan ditinjau oleh Asisten Staf khusus presiden tersebut, seperti pendistribusian beras raskin untuk masyarakat Banda Aceh.
“Sampai saat ini raskin telah dilakukan pendistribusiannya 100 % melalui kecamatan yang diteruskan ke Gampong-gampong” ujar Illiza yang diiyakan oleh perwakilan dari Bulog yang juga hadir pada pertemuan tersebut.
Sementara itu untuk program KUR, Illiza juga memaparkan bahwa di Banda Aceh kredit untuk usaha rakyat ini telah membina berbagai jenis usaha masyarakat seperti budidaya ikan lele, mujair dan kepiting lunak dan lainnya.
“Mungkin yang saya laporkan hanya di atas kertas saja, nanti kita mohon bapak Ilham dapat turun langsung bersama SKPD ke lokasi untuk melihat langsung” pinta Illiza.
Disisi lain, Sekdakota Banda Aceh, Drs T Saifuddin TA M Si pada kesempatan tersebut melaporkan kondisi keuangan Pemko Banda Aceh yang belum mampu proporsional, yakni 50-50 antara dana publik dan aparatur. Menurut Sekda, Hal ini terjad karena pemko memiliki warisan jumlah PNS yang terlalu banyak dimana menyebabkan tersedotnya APBD yang lumayan besar untuk belanja aparatur.
“Hal ini membuat kita mengambil kebijakan tidak merekrut PNS sejak tahun 2007, dan kebijakan yang tidak popular ini ternyata memberikan keseimbangan anggaran bagi Pemko meski belum menyentuh porsi 50-50. Target kita dalam Dua tahun kedepan akan mampu memberikan keseimbangan antara belanja public dan belanja aparatur,” pungkasnya. (Mkk)